Laman

Jumat, 08 November 2013

Sekolah, The Story of Ngising #2




Aku lemah, Aku Pusing. Hampir 4 jam ngabisin duduk di dalem kelas, bertahan di posisi duduk unyu, dan menahan rasa sakit yang sakit. Rasanya sakit menggerakan anggota badan ini apalagi sampai di suruh menggerakan anggota DPRD.

 
Badanku gemetar, keringat dingin, susu keluar dari pori-pori kulitku, dan mungkin jika di balut dengan kopi bakalan jadi kopi susu. Keadaan ini sangat menyiksaku, aku hanya tergeletak lemah rapuh yang terkikis oleh cinta.

Kemudian di sela-sela pahaku mendengar suara ledakan keras, apakah gerangan itu, dan apakah itu... Lalu silitku berbicara “Tenang-tenang itu cuman suara buas limbah di dalam tubuh, ini semacam kentut” Lalu aku menjawab ‘’Oke” kemudian Percakapan berakhir.

Seiring dengan insiden itu sakit itu mulai semakin parah. Keringat, keju, coklat bercampuran keluar dari pori-pori wajahku. Aku tidak sanggup menahan semua sakit ini sendirian aku ingin ada yang menemaniku, dan mencintaiku dengan tulus.

Rasa sakit ini memberontak dalam sempak, dan dakiku. Dengan niat dan tekad akhirnya aku mencoba berdiri, dan berjalan memakai kedua kakiku yang rapuh. Aku berjalalan selangkah demi selangkah, lalu aku terjatuh.... Aku malu pada semut merah yang berjalan di dinding menatapku dengan curiga.

Dan setibanya di luar kelas hatiku menjadi gundah gulana, dan mendadak tak tahu arah jalan. Aku tersesat di keramaian sekolahan yang muka orang-orangnya kek gangster. Dengan nafas yang terengah-engah dan keringat yang mengucur sangat deras.... Dan akupun terjatuh karena keringatku sendiri aku tergelincir dari tangga gedung sekolah saya.

Dan kemudian aku lanjutkan dengan merangkak dan mencium aroma wangi, dan aroma hewani. Dan akupun berkata di dalam hati “Ini pasti bau kemenangan, aku pasti bisa”
Akupun melihat suatu warna kuning kelabu dengan bertuliskan TOILET, dan akupun mulai masuk ruangan itu diantara semua gangster itu melihat kearahku dengan mata tajam mereka. Hatiku sangat senang dan aku langsung membuka celanaku.... Dan akupun mulai menekuk kedua kakiku yang rapuh yang diantara lubang kemurkaan. Dan disitulah aku berteriak dan bilang “Eaaghjjjjjjjjjjjjjjjjjj, Owhhjkkkkkkkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhhh. Akhirnya aku ngising juga men, subhanallah terimakasih ya allah.

Oke wekkkkk, bersambung yapppssss....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar